Uang selalu menjadi kebutuhan setiap orang, bahkan tak sedikit yang
berpikir bahwa uang adalah segalanya. Sifat terlalu mencintai uang atau
yang sering kita sebut dengan materialistis ini bisa berakibat buruk
pada kehidupan. Bagi Anda yang sangat mencintai uang dan sudah menikah,
sebaiknya Anda berhati-hati, karena pernikahan Anda mungkin bisa saja kandas di tengah jalan.
Jason Carroll, salah satu profesor di Universitas Brigham Young telah
melakukan penelitian tentang masalah ini. Hasilnya menunjukkan bahwa
pasangan dengan sifat materialistis ternyata memiliki hubungan yang
tidak harmonis dibandingkan dengan mereka yang tidak terlalu peduli
dengan harta. Terlebih bila seorang materialis menikah dengan seseorang
yang biasa-biasa saja dan tidak selalu memikirkan tentang uang.
“Akan sangat bermasalah ketika seorang materialis yang cenderung
boros menikah dengan seseorang yang terbiasa berhemat,” kata Carroll
sebagaimana dikutip Sidomi News dari LiveScience. Carroll juga
menambahkan bahwa sifat materialis tidaklah bagus bagi siapapun.
Seseorang yang memiliki sifat ini cenderung sangat mudah merasa cemas
dan stres bila dibandingkan dengan mereka yang tidak materialistis.
Dari penelitian tersebut bisa diketahui pasangan mana saja yang
memiliki sifat materialistis, pasangan mana yang hanya salah satunya
yang memiliki sifat tersebut, dan pasangan mana yang dua-duanya
non-materialistis. Dari tes yang sudah dilakukan, Carroll bisa
mengetahui bahwa pasangan non-materialistis ternyata memiliki hubungan
pernikahan yang lebih langgeng, harmonis, dan minim akan konflik daripada pasangan yang sangat mementingkan harta.
“Materialisme bisa berbahaya bagi pernikahan,” Carroll menambahkan.
Pernikahan pasangan materialistis (baik hanya salah satu saja maupun
dua-duanya yang memiliki sifat ini), tampaknya akan selalu terjadi
konflik dalam kehidupan rumah tangga mereka. Lalu mengapa materialisme
bisa merusak hubungan pernikahan? Carroll dan timnya pun memberikan
beberapa teori.
Yang pertama adalah materialisme bisa membuat seseorang mengambil
keputusan atau langkah yang salah dalam hal keuangan, misalnya selalu
boros, berbelanja di luar kemampuan hingga akhirnya memiliki hutang yang
menumpuk. Masalah keuangan yang berujung pada hutang inipun bisa
membuat konflik tersendiri dalam rumah tangga
Teori yang kedua adalah orang materialistis cenderung tidak bisa
meluangkan waktu mereka untuk berkumpul dengan pasangan atau keluarga.
Berbeda dengan pasangan non-materialis, mereka yang selalu mengejar
harta kurang bisa memprioritaskan keluarga atau hubungan mereka dengan
pasangan. Padahal berinteraksi dengan pasangan bisa membuat hubungan
pernikahan bisa berumur panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar